JAKARTA - Langkah operator telekomunikasi Indosat dan Telkomsel menggelar jaringan berbasis teknologi HSPA+ memang dipandang miring oleh sebagian kalangan. Pasalnya langkah Telkomsel dan Indosat menghadirkan teknologi yang menjanjikan kecepatan sampai 21 Mbps tersebut dinilai pemborosan dan mubazir.

Telkomsel, yang telah mengomersilkan jaringan tersebut di sejumlah titik area Jabodetabek diketahui merogoh koceknya sebesar 10 persen dari total belanja modal tahun ini atau sekira Rp1,3 triliun untuk membangun jaringan HSPA+. Sedangkan Indosat belum mau mengungkap biaya investasinya.

Investasi yang dikeluarkan Telkomsel itu, dinilai sebagian kalangan akan membengkak karena vendor yang dipilih untuk mengusung HSPA+, berbeda dengan pemasok jaringan 3G sebelumnya di area tertentu. Selain itu, masalah lain penerapan teknologi HSPA+ adalah belum banyaknya perangkat yang mampu mendukung teknologi tersebut.

"Saya kira setiap operator sudah memiliki rencana sendiri mengapa mereka mengupgrade ke HSPA+, jadi saya kira sulit untuk mengatakan itu mubazir, mereka umumnya sudah memiliki komitmen dengan vendor-vendor jadi wajar jika mereka beralih ke HSPA+ dahulu dan tidak langsung ke LTE," kata pengamat telematika dari Universitas Indonesia Gunawan Wibisono saat dihubungi okezone, Senin (9/11/2009).

Sementara itu, Ketua Bidang Riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Eka Indarto mengatakan, operator telekomunikasi seharusnya melihat kebutuhan terlebih dahulu dan tak perlu jorjoran dalam belanja perangkat.

"Jaringan berbasis 3,5G yang telah ada sebenarnya telah mencukupi, operator seharusnya memaksimalkan yang telah ada terlebih dahulu," katanya.


Sumber : Okezone

0 komentar